Monday, November 6, 2023

BUKAN HANYA SEPUTAR JASMANI TAPI JUGA TENTANG HATI

 

Kesehatan menjadi masalah yang pelik yang dihadapi oleh seluruh umat manusia di seluruh permukaan bumi. Karena memang ini adalah urusan yang rumit. Kesehatan menjadi dasar dari kehidupan manusia, karena kalau kita tidak sehat, kangankan bekerja, berkarya, atau memimpin negara, bangun aja susah! Gimana caranya mau berkarya kalau bangun saja sulit? Gimana mau bekerja kalau napas aja senin-kamis? Gimana mau memimpin negara kalau nggak ada yang milih?

Oke itu beda konteks ya.

Kesehatan itu dasar kehidupan manusia, tapi sering dilupakan? Kenapa? Terutama di Indonesia, tingkat spiritualitasnya tinggi. Umur di tangan Tuhan, sehingga kalau belum waktunya pasti belum mati. Kalaupun sakit, itu hadiah agar kita istirahat.

Rumit ya? Tapi walaupun begitu, bukan berarti semua orang itu abai tentang kesehatan. Banyak orang yang peduli tentang Kesehatan, ingin sehat, tapi aksesnya tidak ada. Ada beberapa bagian di negara ini dimana fasilitas kesehatan bertebaran dimana-mana, tapi ada juga beberapa bagian di negara ini dimana fasilitas kesehatannya memang tidak ada, jadi banyak masyarakat yang kesehatannya terganggu karena memang tidak ada akses informasi kesehatan. Hal inilah yang menggugah hati seorang pemuda bernama Dani Ferdian.

Memang soal kesehatan ini adalah ranahnya pemerintah, ini adalah kewajiban pemerintah untuk membuat warga negaranya sehat. Kesehatan juga adalah salah satu issue yang dibawa oleh para capres atau calon kepala daerah lain saat kampanye. Pas kampanye doang tapi, pas udah jadi sih… tetap jadi program negara. Uhuy!

Tapi inilah bedanya seorang pemuda bernama Dani Ferdian dengan orang lain. Dia menyadari bahwa pemerintah tidak mugnkin menyelesaikan masalah ini sendiri. Maka ketika dia masih menjadi mahasiswa kedokteran, dia melihat besarnya potensi yang dimiliki oleh para mahasiswa kedokteran, dan dia juga melihat sepinya aktivitas sosial di sekitar lingkungan kampus terutama kurangnya terlayani fasilitas Kesehatan.

Dia melihat bahwa pengabdian langsung kepada masyarakat masih sangat minim. Hal ini mendorongnya untuk membuat perubahan. Tapi gimana caranya? Dia kan waktu itu masih menjadi seorang mahasiswa, bukan bagian dari pemerintah yang memang punya wewenang dan punya sumber daya yang bisa dibiang tidak terbatas.

Maka apa yang dia lakukan? Dia kemudian menggagas sebuah gerakan bernama Volunteer Doctors (Vol D), Sekolah Nurani Tenaga Kesehatan. Namanya memang sekolah, tapi anak didiknya bukan anak-anak yang kurang mampu seperti layaknya sekolah lain. Tapi yang menjadi “murid” di sekolah ini adalah tenaga kesehatan, dan yang dibangun adalah karakter para calon dokter dan tenaga kesehatan.

Dani kemudian menggembleng mahasiswa untuk mendapatkan berbagai program pembinaan lewat diklat materi. Kenapa dia melakukan ini? Supaya ketika para mahasiswa ini suatu saat nanti lulus dari kuliah dan menjadi bagian dari masyarakat, menempati posisi strategis dengan keahlian masing-masing, maka mereka bukan hanya bekerja untuk dirinya sendiri, tapi juga memberikan perubahan besar dan berdampak kepada masyarakat yang ada di sekitarnya.

Lalu apa saja kegiatan Vol D ini?

Sebagai mahasiswa kedokteran, tentunya pelayanan yang diberikan tentu saja seputar Kesehatan walaupun masih seputar layanan Kesehatan dasar. Misalnya, pengukuran tekanan darah, gula darah, kolesterol dan sebagainya. Setelah itu dibarengi dengan edukasi tentang pola makan sehat dan gaya hidup sehat. Kalau ternyata ditemukan kejadian yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, mereka akan merujuk ke layanan Kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit.

Memang layanan yang dilakukan termasuk layanan standar dan dasar. Memang bisa dimaklumi, karena kan gerakan Vol D ini dilakukan oleh mahasiswa kedokteran yang belum jadi dokter, jadi belum punya kewenangan untuk menangani penyakit, karena belum jadi dokter dan belum punya izin. Tapi kayaknya kalo pilek sama masuk angin doang sih kayaknya mereka bisa ngerokin.

Gerakan ini dimulai di Jawa Barat, dan sekarang berkembang ke beberapa daerah di Indonesia. Misalnya Jogjakarta atau Sulawesi Selatan, setiap daerah memiliki otoritas masing-masing terhadap kegiatannya, tapi tetap basicnya adalah soal pengabdian langsung kepada masyarakat. Dan dengan semakin berkembangnya gerakan ini, sekarang bukan hanya dokter atau tenaga kesehatan yang tergabung di dalamnya, tapi juga kesehatan.

Non Kesehatan itu maksudnya bukan orang non sehat alias sakit bergabung di sini ya. Maksudnya yang tergabung di sini datang dari bidang lain di luar Kesehatan, misalnya kayak Teknik Sipil, Ilmu Sosial gitu.

Tadi sempat disebutkan soal Pendidikan karakter tenaga Kesehatan. Apa maksudnya? Gini…

Mahasiswa kedokteran itu sering dianggap eksklusif dan kurang peka terhadap lingkungan sosial di sekitarnya, mungkin ini disebabkan oleh banyaknya tugas dan ujian yang rumit. Nah dengan adanya gerakan ini, maka si mahasiswa yang ruwet ini akan bertemu dengan masyarakat, ngobrol, mendengar celotehan masyarakat, sehingga mereka jadi lebih peka. Jadi bisa dibilang gerakan ini bukan hanya sekedar gerakan, tapi juga jadi semacam laboratorium untuk melatih empati, kepekaan sosial dan semangat kerelawanan.

Karena gerakan ini adalah gerakan yang positif dan berdampak kepada masyarakat, maka Dani diganjar penghargaan. Diantaranya, ASEAN Youth Award, Pemuda Pelopor Berprestasi Terbaik Tingkat Nasional dari Kementrian Pemuda dan Olahraga, SATU Indonesia Award dari PT Astra International Tbk.

Tapi saya yakin bahwa penghargaan ini bukan sesuatu yang diincar oleh Dani, tapi ini adalah bonus semata. Tujuan utamanya tentunya adalah berguna bagi masyarakat, itulah penghargaan yang sejati bagi orang-orang seperti Dani.

Saturday, February 18, 2023

WAKTUNYA BANGKIT, BERSAMA!

 

Kalau kalian lagi nongkrong di depan rumah, ada motor yang bawa puluhan paket lewat di depan rumah nggak? Bisa dipastikan 6 dari 10 motor pengatar paket itu adalah kurir dari JNE. Berasa nggak, dua atau tuga tahun belakangan,kurir JNE ini semakin sering lewat depan rumah? Kenapa ya?

Mungkin selama dua atau tiga tahun ke depan, semua aspek kehidupan kita tidak akan terlepas dari pengalaman buruk yang dialami dunia selama kurun waktu 2020-2022. Tentunya terkait soal pandemi yang melanda tidak hanya Indonesia, tapi juga dunia. Kejadian yang sangat tidak diduga dan tidak diharapkan oleh siapapun.

Kenapa begitu? Ya apa boleh buat? Memang pandemi itu banyak pengaruhnya ke kehidupan kita. Pandemi itu kan identic dengan jarak dan keramaian, nah kita sebagai manusa harus berinteraksi dengan jarak dengan di dalam keramaian. Otomatis dengan adanya pandemi, jarak terbatas, keramaian dihilangkan. Mau jadi apa kita? Makanya nggak heran, banyak yang tertekan dengan kondisi tersebut tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

Misalkan. Pasar dilarang buka, mall dilarang buka, atau buka dengan durasi waktu terbatas, pengunjung yang terbatas, jarak yang dibatasi, dan lain sebagainya. kita kan jual-beli di pasar. Pasarnya tutup, ekonomi menurun. Di mall juga sama seperti itu.

Jangankan pasar, saya juga sangat terdampak. Saya bekerja sebagai driver ojek online. Kami dilarang boncengan, tapi orang boleh naik angkot dengan beberapa orang asing, aneh ya? Alhasil, orderan yang bisa diterima hanya orderan makanan atau pengiriman barang. Memang orderannya ada, tapi tentunya tidak sebanyak orderan penumpang. Kecuali kalau penumpangnya dibungkus ke dalam kardus dan diperlakukan sebagai paket. Tapi pertanyaannya, memang ada orang yang mau dipaketin?

Tapi namanya manusia dan kehidupannya memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi buruk. Sisi buruk pandemi kita udah tahu, tapi apa sisi baiknya? Sulit memang melihat sisi baik dari pandemi COVID 19, karena efeknya memang mengerikan sih. Tapi ternyata ada lho!

Pandemi ternyata mengubah segalanya, termasuk mengubah pola bisnis. Dari yang awalnya kita harus datang ke sebuah tempat untuk membeli sesuatu, sekarang kita bisa tinggal di rumah dan memesan barang. Memang pol aini sudah ada sejak lama. Tapi di tengah situasi pandemic ini pol aitu meningkat secara massif. Berbagai macam berita soal meningkatnya layanan online ini sudah tersebar di berbagai media. Karena dengan bisnis yang dilakukan secara online, para pengusaha UMKM ini mendapatkan pelanggan yang lebih luas lagi, tidak hanya di dalam kota, tapi bisa juga sampai ke luar kota.

Dan pola bisnis seperti ini masih dilakukan sampai sekarang, dimana status PPKM sudah dicabut oleh pemerintah. Saya ada cerita, ini beneran, true story.

Saya dan keluarga pergi ke sebuah mall. Sebuah kegiatan yang jarang saya lakukan. Bukan karena saya anti sosial atau tidak nyaman dengan keramaian, bukan. Saya jarang ke mall karena memagn jarang punya duit, hehehe. Anyway.

Saya ke mall, di mall itu tidak hanya ada toko baju, tapi juga banyak toko kain. Dan yang menarik adalah, pegawai di outlet itu, selain berjualan seperti biasa, mereka juga melakukan live di media sosial. Jadi tidak hanya pengusaha UMKM yang jualan di rumah yang melakukan live di media sosial, tapi yang punya toko pun melakukan itu. Ini kan sebuah terobosan yang luar biasa.

Kita bisa beli baju, beli makanan, sampai layanan laundry secara online. Laundry kita dijemput, lalu diantarkan dalam keadaan bersih. Yang belum bisa dilakukan adalah cukur online. Karena belum ada layanan yang bisa menjemput kepala kita lalu kembali dalam keadaan rapi. Karena kalau kepala kita diambil, gantinya apa? Kepala charger? Kekecilan!

Nah semua pengusaha, baik dari pengusaha besar sampai UMKM memanfaatkan kegiatan online ini. pertanyaannya sekarang begini, penjual kan udah ada nih, terus pembelinya juga sudah ada. Nah gimana caranya supaya barang ini bisa sampai ke pembeli? Dilempar? Tidak mungkin, karena ini pedagangnya jauh, bukan seperti pacar yang Cuma lima langkah dari rumah, nggak perlu kirim surat SMS juga nggak usah, kalo ingini bertemu tinggal nongol depan pintu… oke, stop. Nggak usah diterusin nyanyinya, keenakan.

Kita kembali. Nah, penjual sudah ada, pembeli sudah ada. Gimana caranya supaya barang itu bisa sampai dari tangan penjual ke pembeli? Siapa yang mau mengatarkan paketnya, apalagi kalau pelanggannya ada di luar kota. Siapa yang akan #ConnectingHappines antara mereka?

Ngomong-ngomong soal pengiriman, tentunya kita akan langsung mengingat ke satu nama, yaitu JNE. Kenapa? Ya kenapa tidak. Karena gini lho. JNE itu umurnya sudah 32 tahun! Bayangkan 32 tahun seliweran di jalan! Walaupun ada jasa pengiriman lain, tapi JNE tetap menjadi top of mind kita kalau menyebutkan apa jasa pengiriman barang terbaik selama #JNE23tahun berdiri di Indonesia.

JNE sudah siap dan semakin siap membantu pergerakan ekonomi Indonesia. Apalagi dengan status PPKM yang sudah dicabut, sektor bisnis mulai menggeliat, maka #JNEBangkitBersama bukan hanya sebuah slogan, tapi sebuah pergerakan. #JNE32Tahun siap menjadi pendamping para pengusaha UMKM untuk mewujudkan slogan #JNEBangkitBersama menjadi sebuah kenyataan.

Memang #JNE32Tahun ini bukan tanpa kekurangan, ada beberapa kekurangan, tapi saya yakin #JNE32Tahun ini akan terus memperbaiki layanannya menjadi semakin sempurna. Dan mudah-mudahan JNE mendapatkan inspirasi baik untuk perbaikan atau inovasi ke depannya melalui #jnecontentcompetition2023 ini.

Jadi gimana siap bangkit bareng #JNEBangkitBersama? Siap #ConnectingHappines antara kita? Lagi nungguin paket apa nih di rumah?