Saturday, August 1, 2015

TRIANGLE The Red side (see the description below) film pendek berjudul panjang.





Gambar di atas adalah gambar atau poster dari film pendek buatan Deddy Coruzier, filmnya keren! Cari deh di youtube.
Filmnya cuma lima menit, judulnya panjang. Konsep judulnya kayak Bona dan Rong Rong, gajah kecil berbelalai panjang. 

Saya suka film action, saya nonton film action dari Hong Kong, Jepang, Korea, Tahiland, dan Indonesia. Kalo yang Amerika dan sekitarnya nggak terlalu suka sih.

Banyak yang bilang, memuji penampilan Chika Jessica. Kalo diambil rata-rata sih mereka bilangnya, nggak nyangka Chika bisa akting begitu, soalnya kan biasanya konyol, bisa juga serius. Yang ngomong begitu kurang wawasan *songonghahahaha.

Bukan apa-apa, saya pernah nonton film Merantau, yang main Iko Uwais DAN Chika Jessica. Dan di film itu Chika maen setius, dan bagus. Nggak award winning sih, tapi keren, banget!

Katanya ini bukan tentang penculikan, tapi trilogi dengan twist ending. Apa maksudnya? Ya nggak tahu, kan bukan saya yang bikin. Tapi kayaknya layak ditunggu kelanjutannya. Kan trilogi, jadi harus ada lanjutannya. 

Yang mau saya komentarin bukan masalah cerita, Chika, atau masalah aktingnya. Tapi masalah adegan berantemnya. *eaaasongonglagi!

Ngomongin masalah film action, mau nggak mau saya langsung kebayang film Hong Kong. Mau gimana lagi? Dari Zaman Jackie Chan masih alay sampai sekarang film action dari negara itu masih eksis. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menjadikannya sebagai referensi. Tapi baik itu Hong Kong, Jepang, Korea, atau Thailand, mereka memiliki pola yang kurang lebih serupa.

Pada dasarnya begini, adegan berantemnya keren! Sumpeh deh keren banget! Apalagi dilakoni oleh Voland yang memang jago beneran, dan Master Deddy yang bukan cuma master sulap tapi juga master wing chun. Tidak diragukan, Chika? Hmmm.

Baik, sebelum dimulai, saya ingatkan dulu, bahwa saya hanya penikmat, dan belum tentu saya bisa membuat atau berakting seperti mereka ini. Pendapat saya berdasarkan referensi saya sebagai penyuka film action. Jadi boleh kan komentar? Presiden aja boleh dikomentarin padahal yang komentar belum pernah jadi presiden. Iya kan?

Oke, gini.
Pertama, soal Chika.
Nggak jelek! Sama sekali nggak jelek! Tapi memang karena mungkin dia tidak memiliki dasar bela diri, jadi gerakan dia itu ngambang, istilah kerennya sih kuda-kudanya lemah. Jarak antara Chika dengan Volland terlalu lebar. Tapi bisa dimaklumi.

Kedua.
Dari mulai Merantau, Teh Raid, The Raid 2 dan Triangle ini, memiliki kesamaan, yaitu banyak gerakan yang sia-sia.Saya nggak tahu gimana film action zaman Barry Prima atau Advent Bangun. Tapi kalau saya lihat di film Hong Kong. Mereka punya yang namanya pola piramid.
*nggak tahu sih pola apa sebenernya, ini mah istilah saya aja, hehehe.
Maksudnya begini.
Kelompok penjahat itu kan ada kelasnya, sebutlah kelas anak buah, kelas manajer, dan kelas direktur.
Volland jelas peran sebagai direktur selevel sama Deddy Corbuzier, Chika manajer, dan empat orang anak buah Chika, ya... anak buah. Kecuali kalo mereka punya anak, jadilah mereka bapak buah.
*dihajar Deddy.

Di film Hong Kong, seorang direktur tidak perlu mengeluarkan usaha yang banyak untuk melumpuhkan anak buah. Paling cuma satu atau dua pukulan, lumpuh. Tapi di Triangle ini dimaklumi karena masalah durasi, sdm, dan sebagainya yang membuat film ini jadi minimalis. Maka mungkin kalau empat orang anak buah Chika menyerang dengan menggunakan formasi akan lebih seru, tapi resikonya peran Chika akan kurang menonjol, karena kalah koreo dibanding anak buahnya. Kecuali kalau anak buah Chika hanya diberi peran untuk mengamankan Azka, dan pertarungan diambil alih oleh Chika. Mungkin akan lebih seru. Mungkiiin...

Ketiga.
Kesia-siaan berikutnya adalah ketika Deddy datang. Alurnya kan, Deddy datang bawa tas, ngasih tas, berantem sama Volland, terus buka kaca mata, buka jaket terus berantem lagi. Karena ini film pendek, maka adegan tersebut tidak efektif. Saya ngebayanginnya sih, Deddy datang, ngasih tas, tas dilempar, Volland nantang, Deddy buka kaca mata sama jaket, langsung deh jambak-jambakan. Dengan begitu pengaturan adegan klimaks figthingnya bisa lebih tertata.

Keempat.
Konon katanya setelah menit  04.07 tidak ada koreo, mereka berdua saling serang aja gitu. Itu keren! Sengai sesama pelaku bela diri maka ada jaminan akan ditampilkan suatu bentuk pertarungan yang "beneran" yang memang keren walaupun keliatan boongan.
Tapi ada kelemahannya, di adegan itu keliatan "ngambang" gitu. Ibaratnya begini. Karena nggak pake koreo, jadi masing-masing seolah-olah ragu, bertanya pada diri sendiri "Kekencengan nggak ya mukulnya?", "Segini cukup nggak ya tenaganya?" dan sebagainya. Karena ketika melihat adegan itu, geregetnya berbeda dengan adegan fighting sebelum menit 04.07.

Terus... udah gitu aja. Ada beberapa dialog, dan ekspresi yang agak ngeganjel sih. Tapi karena saya bukan ahli akting, jadi nggak bisa komen soal itu. Kalo saya komen nanti sok tahunya kebangetan.

Ah itu saja dulu lah, saya nungguin kelanjutanya. Akan semakin seru kayaknya. Ada yang bakal nognol lagi nggak ya selain Chika dan Volland? 

Yang saya tulis adalah pendapat pribadi saja. Mohon maaf kalau ada kekurangan, da saya mah apa atuh? Cuma seorang pemuda ganteng yang sok tahu.
Kalau ada masukkan, bantahan, silakan lho, saya tunggu.

Terima kasih!


gambar didapat dari Google image