Sunday, November 22, 2015

SUCA, acara apa lagi ini?


SUCA itu adalah sebuah acara kompetisi stand up comedy yang diadakan oleh Indosiar. Semacam acara kompetisi SUCI yang diadakan oleh Kompas TV. Supaya lebih berasa Indosiar maka ditambahkan kata Academy setelah kata-kata Stand Up Comedy. Kan Indosiar suka bikin Academy. Dari mulai Academy Fantasi, sampai Dangdut Academy yang levelnya meluas sampai ke tingkat Asia.

Nah, ini dia masalahnya.
Di benak banyak orang, terutama penikmat stand up comedy, Indosiar itu adalah tv dangdut, emang mampu bikin acara stand up comedy? Indosiar itu caranya agak nggak jelas, banyak nangisnya, banyak gimmicknya, hostnya sok asik. Dan sebagainya.
Terus terang saya pun beranggapan demikian.

Sebelum ke situ, saya mau kasih tahu dulu siapa pemenang SUCA season satu ini. Kenapa saya kasih tahu? Tadinya saya mau ngasih duit, tapi saya juga butuh. Jadi saya ngasih tahu aja.
SUCA season pertama dimenangkan oleh comic bernama Cemen.

Comic asal Cikarang ini berhasil menyingkirkan dua orang comic lain, yaitu Musdalifah asal Pinrang.

Dan Ephy asal Kupang.


Ketika melihat nama-nama peserta yang masuk ke babak final ini, mudah bagi saya untuk menebak siapa pemenangnya. Dan benar saja, Cemen keluar sebagai pemenang pertama. Tidak terlalu mengagetkan sih, dibanding dengan dua peserta lain. Dia menang jauh soal jam terbang. Kehebatan dia yang lainnya adalah kemampuannya untuk membuat punchline yang berlapis yang biasanya dipakai untuk penutup penampilannya.

Nah, dari episode pertama sampai final, saya nonton. dan tetap saya nonton hasilnya selalu pecah!! Bahkan istri saya yang nggak terlalu paham soal stand up comedy bisa menikmati juga. Kekhawatiran saya tidak terlalu terbukti. kita coba bahas sedikit aja, karena saya udah ngantuk *plak!

Soal Gimmick
Ini meresahkan. Karena saya sangat tidak suka soal yang satu ini. Gampangnya sih gini. Peserta tampil paling kenceng lima menit, tapi komentarnya setengah jam. Belum lagi isinya nggak jelas, mancing-mancing peserta untuk nangis dengan menggunakan pancinga semacam keluarga, sahabat yang sudah lama tidak bertemu, kemampuan ekonomi, dan sebagainya.

Apakah gimick ini ada di acara SUCA? Ada! Tapi kenapa saya nggak sebel? Karena seru! Gini lho, kalo kontes nyanyi. Pesertanya miskin, ditanya soal ekonomi, yang ada nangis dan bertekad melakukan yang terbaik untuk menang supaya bisa mengangkat derajat keluarganya.

Tapi di SUCA ini, ketika diungkit soal itu, mereka nggak nangis. Malah minta! Kan kurang ajar! Tapi lucu!
Mungkin karena pesertanya adalah komedian, maka secara naluri mereka selalu ingin melucu. Atau mungkin pas bagian gimmick itu, mereka sedang melepaskan ketegangan setelah mereka tampil. Tapi gimmick ini nggak ngaruh sih buat mereka. Bukannya bikin sedih, malah bikin ngakak!!

Soal Host.


Ada Gilang Dirga, Andhika, sama Gading Martin.
Mereka bukan nama sembarangan. Di acara lain , kemampuan mereka cukup mampu mengocok perut. Menurut saya pribadi Gilang memang tidak terlalu menonjol diabanding Andhika dan Gading. Tapi mungkin di situ kerennya, Gilang dipasang sebagai penyeimbang untuk dua orang itu.
Bahkan host ini sempat ditantang untuk tampil open mic. Hasilnya? Pecah gila!!!
Gilang tampil membahas soal dia nggak dibantuin bikin materi dan meniru Mario Teguh.
Gading menceritakan tentang beban dia sebagai anak Roy Martin.
Andhika cerita tentang pengamtan dia soal musik selama dia menjadi host acara Inbox.
Dan menurut saya penampilan mereka sangat keren!!

Tapi ada yang lebih keren dari trio host ini. Perhatikan bahwa durasi acara ini adalah empat jam. Tapi mereka mampu membawakan acara ini dengan sangat baik, sehingga acara ini selalu seru, dipenuhi dengan tawa. Bahkan ketika ada comic yang ngebomb. Mereka bisa memeriahkan lagi suasana. Biasanya kan kalo ada yang nggak lucu, mood penonton juga agak-agak gimanaaa gitu kan ya? Tapi mereka mampu membangkitkan lagi suasana acara tersebut.

Bahkan ketika ada seorang peserta yang tiba-tiba ngeblank di atas panggung. Andhika nanya ke salah satu juri. Ini kenapa? Apakah ngeblank ini wajar?
Mungkin bagi sebagian orang, pertanyaan ini norak, sok asik. Tapi buat saya pertanyaan ini keren, bahwa artinya mereka sedang belajar sesuatu.

Metro TV, Kompas TV, Indosiar. Mereka punya acara Stand Up Comedy.
Metro dan Kompas kurang lebih sama, penonton stand up di dua stasiun tv ini adalah penonton yang "paham" dan siap untuk menonton stand up comedy makanya penonton di stasiun tv ini sudah punya gambaran tentang seperti apa dan apa yang akan dibawakan oleh peserta.
Tapi Indosiar punya penonton yang berbeda, yang saya sebut sebagai penonton dangdut. Bukan berarti saya meremehkan jenis penonton ini, tidak! Saya tidak ada niat untuk itu. Yang saya maksud dengan penonton dangdut adalah penonton yang terbiasa nonton dangdut yang mungkin tidak tahu sama sekali apa itu stand up comedy.

Inilah tantangan terbesar peserta. Mampukah mereka tampil menarik perhatian penonton ini? Materi seperti apa yang bisa dipahami oleh jenis penonton ini? Ini yang menarik sekaligus sulit!

Menurut saya sih, namanya kesenian nggak perlu lah dikotak-kotakan. Ini anak SUCI, ini anak SUCA, ini anak siapa. Nggak usah lah, nggak ada kerjaan. Ini bentuk kesenian, udah gitu aja. Dan kesenian tidak ditujukan untuk orang tertentu, kesenian ditujukan untuk dinikmati semua orang, dan ketika kesenian itu tidak bisa dinikmati, maka mngkin itu urusan selera. Mungkin lho yaaa!!

Menurut saya. Kalau stand up comedy itu adalah komedi yang cerdas, lalu kenapa bahasannya nggak jauh dari jomblo, cewek pms, cowok yang nggak berdaya di depan cewek pms, pdkt, pacaran. Dan sebagainya. Pandji yang pernah menjadi juri tamu mengatakan bahwa Chris Rock dalam setiap penampilannya selalu membawa materi tentang relationship, and he always kill. Tapi saya perhatikan rata-rata bahwa comic di sini yang membawakan materi soal hubungan kok monoton ya?

Penonton Indosiar terdiri dari berbagai kalangan. Pembantu rumah tangga, ibu-ibu, supir angkot, dan sebagainya. Kalau bertolak dari, Stand Up Comedy adalah kesenian yang menyuarakan keresahan, kegelisahan, dan kejujuran. Maka dengan penonton dangdut ini, Bayangkan kejujuran macam apa yang akan dibawakan oleh seorang supir angkot, keresahan macam apa yang akan dibicarakan pembantu rumah tangga, kegelisahan orang tua tentang lingkungan dimana anaknya tinggal dan tumbuh? Bayangkan!

Tapi gini deh. Ini mah cuma sekedar celoteh aja, cacaprukan semata. Hanya pendapat dari saya, seorang pemuda yang miskin ilmu... dan miskin yang lainnya juga. Da saya mah apa atuh, cuma seorang pemuda yang sok tahu.