Tuesday, February 16, 2016

Hait! Ciaat!!!

Behind The Book “Ternyata Gampang Menulis Novel”
cem4cem

Ibarat pendekar, maka jurus ini akan bernama “Kuda-kuda Tapak Teratai Besi”. Kenapa? Karena dalam seni bela diri, kuda-kuda yang kokoh mutlak diperlukan untuk kelancaran jurus yang dikeluarkan. Bayangkan jika kuda-kuda lemah? Belum keluar jurus, musuhnya bersin, eh terbang. Makanya kuda-kuda itu penting! Sama dengan jurus ini. Ini adalah jurus dasar dari menulis novel.

Sebenarnya begini, ini bukan jurus resmi sih, cuma hasil pengamatan semata. Beberapa pertanyaan muncul tentang bagaimana menulis novel, apa yang ditulis dalam novel, aku bingung gimana manjanginnya, aku bingung mau nyeritain apa. Nah, setelah pertanyaan tersebut muncul, apa yang saya lakukan? Saya biarin, huahahaha! Ya enggaklah.

Setelah pertanyaan itu muncul, maka saya telaah, saya teliti, saya pelajari, kalau sempat. Dan setelah proses yang lumayan panjang, maka jadilah teori seenaknya ini. Saya nggak tahu berapa lama proses nulisnya, lumayan lama sih. Tapi nggak tahu, soalnya mikirinnya sambil santai.

Ibarat jurus kuda-kuda, maka semua yang ditulis di sini adalah inti dari seluruh pelajaran. Dari A sampai Z adalah inti dari seluruh alam semesta. Jurus ini sudah pernah dipublikasikan di program Jumat Cendol, di kelas Cendol. Cerita Nulis Diskusi Online.

Memang contoh yang saya masukkan di sini tampak seperti contoh yang ditujukan untuk anak SD. Tapi bukan berarti tanpa alasan. Percuma dong saya diciptakan berparas tampan tapi tak mampu membuat alasan yang kuat. Eh, kok kesannya jadi negatif ya? Maksudnya kenapa memberi contoh yang sebegitu... begitunya?

Karena begini, beberapa kali saya melihat sebuah pertanyaan yang diajukan, yang sebenarnya sangat sederhana, tapi dijawab dengan begitu rumit. Ketika saya berkhayal bahwa saya yang menanyakan pertanyaan itu dan dijawab dengan cara seperti itu, maka yang akan saya lakukan adalah menjambak rambut sampai kepala botak, lalu saya lem lagi, lalu saya cari kepala lain untuk dijambak. Maka saya membuat contoh yang sangat sederhana supaya lebih mudah untuk dibayangkan.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah buku ini layak dibaca? Hmmm... entahlah. Tapi gini deh, konon katanya, untuk menjadi seorang penulis yang baik, salah satu syaratnya adalah dengan banyak referensi. Nah yang namanya referensi, bisa didapat dari mana saja. Termasuk, eh, salah, TERUTAMA dari buku ini. Kita ulangi pertanyaannya. Apakah buku ini layak dibaca? Entahlah! Tapi apakah buku ini dapat dijadikan referensi dalam proses belajar menulis? IYA!