Saturday, January 4, 2014

Miskin Tapi Sombong

Demi Tuhan, karena latar belakang kehidupan yang kurang menyenangkan saya pernah mengucapkan kalimat sakti yang menjadi kenyataan saat ini.

Demi Tuhan, ketika kalimat itu keluar, yang ada hanyalah dua niat.
Pertama, adalah untuk bercanda.
Kedua, adalah untuk mempertahankan diri.

Saya lupa gimana awalnya, siapa saja yang sedang bicara, dan membicarakan tentang apa. Tapi yang saya ingat adalah saya berada dalam sebuah situasi canda yang menykitkan. Dimana canda itu memiliki aura bully yang teramat kuat. Sampai akhirnya saya mengeluarkan pernyataan. "Eh, sori, biar miskin tapi gue sombong!"

Entah apa yang terjadi sampai keluar pernyataan begitu. Saya hanya ingat bahwa saya mengeluarkan kalimat tersebut, saya tidak ingat dan tidak ingin ingat situasinya. Soalnya udah lama banget, lupa cyin.

Tapi sekarang gini, saya tidak menyangka bahwa kalimat tersebut malah menjadi sebuah pemandangan yang jamak dilihat. Dan memang demikian, orang miskin itu sombong.

Mentang-mentang miskin, mereka seenaknya melanggar aturan.
Misalkan, berjualan di tempat yang tidak seharusnya tidak boleh jualan. Dan ketika ditertibkan, mereka ramai-ramai melawan. Ketika sudah tidak berdaya, mereka bilang "Tolonglah, saya orang miskin,"
Sombong.
Atau. Melanggar aturan lalu lintas, menerobos lampu merah dengan alasan mengejar waktu, karena mereka miskin jadi harus kerja lebih keras dan karena mereka miskin jadi harus menerobos lampu merah untuk bisa tetap bekerja di tempatnya. Ketika ditilang, mereka bilang "Tolonglah, saya orang miskin,"
Atau. Yang banyak diberitakan, penggusuran. Karena mereka miskin, mereka merasa berhak untuk menmpati lahan yang bukan miliknya untuk dijadikan tempat tinggal. Ketika digusur, merek tidak terima malah minta ganti rugi. Ketika digusur paksa mereka bilang "Tolonglah, saya orang miskin,"

Dan banyak lagi contoh lain.
Kaya atau miskin itu bukan masalah takdir, tapi masalah mental. Karena ketika mereka diberi motivasi, nasihat, doktrin, atau apapun itu namanya. Mereka akan bilang "Dia sih enak ngomong, nggak pernah ngerasain miskin kayak saya,"
Sombong kan?

Masalah mental ini disebabkan oleh dua hal.
1. Dari merekanya sendiri. Mereka miskin karena malas, karena terbiasa meminta, karena pengen enaknya saja, karena nafsunya.
2. Karena pemerintah membiarkan mereka miskin. Baik itu luput karena sibuk mengurusi masalah negara lain, atau memang mereka dipelihara dan dipertahankan supaya tetap miskin agar bisa digunakan sebagai alat pencitraan atau alat untuk menggulingkan dan merebut kekuasaan. Nah ini berkaitan dengan poin satu.

Kesombongan karena kemiskinan memberikan pemandangan yang menakutkan, saya berubah pandangan sekarang. Saya nggak mau sombong, apalagi miskin, udah gitu sombong pula.

Namanya juga orang sok asik