Monday, December 26, 2016

Riung Tawa, Berkumpul dan Bersenda

Jadi kemaren itu ya, kira-kira pada tanggal 29 Oktober 2016 ada ini nih...

Riung Tawa, Berkumpul dan Bersenda
Poster Riung Tawa
Itu bukan acara pilkada, tapi sama-sama bisa bikin ketawa, hahahaha.

Yak! Jadi pada tanggal itu ada acara Riung Tawa, semacam nama lain dari Stand Up Nite gitu. Pestanya komika lokal. Saya sebagai pecinta stand up garis putus-putus mendapatkan kesempatan nonton stand up secara live tentunya nggak akan dilewatkan. Karena biasanya saya nonton di TV doang, itu pun kalo anak saya udah tidur. Kalo belum? Ya kalah sama My Little Pony.

Riung Tawa, Berkumpul dan Bersenda
Lalala, bahagianya saya (Photo by : Eva Sri Rahayu)

Pengisi acaranya banyak, komika jagoan lokal semua. Acaranya mulai sekitar jam tujuh. Wah udah semangat berangkat dari rumah bareng sama tiga orang rekan. Tapi karena satu dan lain hal... EHEM! Akhirnya kami telat. Saya melewatkan penampilan dari Gian Luigi, saya datang itu pas penampilan Wanda Urban yang membawakan materi tentang kesundaan dan berkurangnya kesundaan di dalam jiwa raga pemuda Sunda.

Lalu berturut-turut tampil Fandi Bakri, Reynold, Aep, Anyun, Budi Kusumah, Uus, dan komika lain.

Kesan saya gimana ya?
Seru!!!
Serius, saya nonton pertunjukan itu, seperti saya lagi nongkrong sama temen satu geng. Bercanda sebebasnya tentang apa pun. Cela-celaan seluasnya, dari mulai fisik, teman, keluarga, bahkan agama, tanpa ada ketersinggungan. Ketika kita ngumpul sama satu geng seperti dunia itu milik kita. Ngomong juga nggak ada batasan, maka bertaburanlah anj*ng, g*b**k, dan kata-kata lain yang akan sangat disensor. Tapi ya seru aja, karena ketika kita ngumpul dan bercanda maka hal-hal seperti itu udah jadi hal yang "wajar" dan menjadi bumbu penyedap dalam setiap obrolan.

Riung Tawa, Berkumpul dan Bersenda
Penampilan duo MC (Photo by : Eva Sri Rahayu)
Penampilan dari komika juga memikat. Komika yang tampil juga bukan sembarangan, tidak hanya menguasai panggung lokal, tapi juga panggung nasional. Mungkin pernah liat lah muka-muka yang ada di poster di atas nongol di TV. Selain itu juga ada komika lokal yang baru yang ternyata pecah banget! Mereka adalah Reynold dan Aep. Reynold seorang debt collector, dan Aep seorang security. Bahkan Reynold mendapatkan standing ovation dari penonton. Cadas!!!

*kayaknya sih udah lama, cuma sayanya aja yang nggak tahu, hahaha.

Nah, ini pertunjukan sampai jam 11. Tapi waktu jam menunjukkan jam 21.30. Saya rada bingung nih. Karena waktunya sedikit tapi masih ada yang belum tampil. Uus, Boris, Gilang, Ian, dan geng Improvindo. Saya pikir ini mau selesai jam berapa?

Lalu tampil Uus, dengan humor receh tapi yang kepikiran sama banyak orang, karena Uus, saya nggak tahu dia itu orang apa bukan. Nah setelah Uus, naiklah Boris dan Gilang. Lalu disusul Kamal, Ian. Ternyata, mereka tampil keroyokan, ngapain? Roasting Uus! Hasilnya? PECAH!

Riung Tawa, Berkumpul dan Bersenda
Foto bareng Mosidik

Ada yang berbeda dari Riung Tawa ini. Ketika acara lain dari awal sampai akhir menyajikan tawa yang tak berkesudahan. Riung Tawa menyajikan sebuah momen penuh haru. Uus yang menjadi korban roasting berbicara cukup banyak di atas panggung. Tentang dia, teman-temannya, komunitasnya, keluarganya, dan banyak lagi. Penonton disajikan sisi lain dari diri Uus yang seketika itu membuat suasana menjadi hening, baper. Tapi saya pribadi angkat topi untuk Uus.

Riung Tawa ditutup dengan penampilan dari Improvindo. Tahu Improvindo? Grup yang digawangi oleh Mosidik, Isman, McDanny, Reno Fenandi dan Randika Jamil. Mereka tampil dengan format komedi improvisasi. Dan hasilnya? Sebuah penampilan penutup yang PECAH!!!

Riung Tawa, Berkumpul dan Bersenda
Photo by : Eva Sri Rahayu

Tapi begini, ada yang meresahkan buat saya.
Acara ini keren, keren banget, sumpah! Cuma gimana ya? Beberapa komika tampil dengan kesan, menurut saya, "tidak menghargai" acara ini.

Gini. Ini kan pesta ya. Selayaknya pesta, semua orang tentu ingin tampil baik sebaik-baiknya. Tapi ada yang tampil nggak baik. Gimana? Dengan membawakan materi lama. Saya penyuka komedi, saya paham sulitnya membuat materi komedi, beneran, paham saya! Tapi cik atuh, kan penonton datang dengan ekspektasi tinggi, melihat komikanya, udah nasional. Tapi kok materinya materi lama semua? Buat saya ini bukan sebuah penghargaan terhadap acara. Ini acara istimewa, kok suguhannya nggak istimewa, apalagi mengingat yang tampil itu adalah yang pernah tampil di kompetisi yang diadakan oleh TV nasional yang punya nama besar. Ada yang pembukaannya menggebrak, pake tarian, tapi materinya. Kalo kata juri kompetisi, tipis. Dan sayangnya ditambah tempo yang pelan, malah menambah ketipisan materi itu.

Lalu soal bahasa. Saya nggak keberatan tentang adanya kata-kata kasar yang bertaburan. Sing demi aing mah selow! Tapi yang bikin kaget adalah ketika MC bilang di situ ada anak kecil. Sumpah saya kaget! Saya nggak tahu anaknya sekecil apa, tapi ketika si MC nanya-nanya ke arah bangku si anak. Kayaknya sih belum lulus SD kayaknya. Tapi bertaburanlah kata-kata itu, dari binatang, anatomi tubuh perempuan, aktifitas seksual dan sebagainya. mah dari mulai saya tahu ada anal kecil itu lah, saya mulai merasa nggak nyaman nontonnya. Waktu di rumah pun saya bingung, kenapa saya jadi canggung sendiri? Komika ngomong apa, saya ngeliat ke arah tempat duduk si anak.

Tapi mari kita berprasangka baik saja. Mungkin orang tua si anak adalah orang tua yang cerdas dan bijaksana sehingga bisa menjelaskan arti dari "Ng**e sama knalpot" itu apa.

Yang menjadi catatan terakhir adalah venue. Masuk ke venue di situ, seperti bukan masuk ke acara pesta. Tapi seperti masuk ke acara seminar malam, beli rumah tanpa hutang, atau acara motivasi dan ESQ. Serius! cuma ada panggung, dengan latar poster Riung Tawa, udah. Di Pinggir-pinggirnya nggak ada umbu-umbul, spanduk, baligo, janur kuning, tabung gas LPG, atau apa gitu yang memeriahkan acara.

Riung Tawa, Berkumpul dan Bersenda
Foto-foto dulu sebelum pulang (Photo by : Eva Sri Rahayu)
Tapi kembali lagi, walaupun ada beberapa catatan. Menurut saya, acara Riung Tawa ini seru. Sebuah acara dimana saya merasa seperti sedang berkumpul di ruang sekretariat ekskul di sekolah. Ngobrol ngalor-ngidul cacaprukan nggak jelas. Tapi terasa meriah, seru, hangat, dan dekat. Riung Tawa, tempat kita ngariung dan tertawa. Sederhana tapi bahagia.
#naoooonatuhcenahieuteh
#soktau
#sokasik
#tapiganteng
#katasendiri
#huahahahahaha