Behind The Book “Ternyata Gampang
Menulis Novel”
cem4cem
Ibarat pendekar, maka jurus ini akan
bernama “Kuda-kuda Tapak Teratai Besi”. Kenapa? Karena dalam seni
bela diri, kuda-kuda yang kokoh mutlak diperlukan untuk kelancaran
jurus yang dikeluarkan. Bayangkan jika kuda-kuda lemah? Belum keluar
jurus, musuhnya bersin, eh terbang. Makanya kuda-kuda itu penting!
Sama dengan jurus ini. Ini adalah jurus dasar dari menulis novel.
Sebenarnya begini, ini bukan jurus
resmi sih, cuma hasil pengamatan semata. Beberapa pertanyaan muncul
tentang bagaimana menulis novel, apa yang ditulis dalam novel, aku
bingung gimana manjanginnya, aku bingung mau nyeritain apa. Nah,
setelah pertanyaan tersebut muncul, apa yang saya lakukan? Saya
biarin, huahahaha! Ya enggaklah.
Setelah pertanyaan itu muncul, maka
saya telaah, saya teliti, saya pelajari, kalau sempat. Dan setelah
proses yang lumayan panjang, maka jadilah teori seenaknya ini. Saya
nggak tahu berapa lama proses nulisnya, lumayan lama sih. Tapi nggak
tahu, soalnya mikirinnya sambil santai.
Ibarat jurus kuda-kuda, maka semua yang
ditulis di sini adalah inti dari seluruh pelajaran. Dari A sampai Z
adalah inti dari seluruh alam semesta. Jurus ini sudah pernah
dipublikasikan di program Jumat Cendol, di kelas Cendol. Cerita Nulis
Diskusi Online.
Memang contoh yang saya masukkan di
sini tampak seperti contoh yang ditujukan untuk anak SD. Tapi bukan
berarti tanpa alasan. Percuma dong saya diciptakan berparas tampan
tapi tak mampu membuat alasan yang kuat. Eh, kok kesannya jadi
negatif ya? Maksudnya kenapa memberi contoh yang sebegitu...
begitunya?
Karena begini, beberapa kali saya
melihat sebuah pertanyaan yang diajukan, yang sebenarnya sangat
sederhana, tapi dijawab dengan begitu rumit. Ketika saya berkhayal
bahwa saya yang menanyakan pertanyaan itu dan dijawab dengan cara
seperti itu, maka yang akan saya lakukan adalah menjambak rambut
sampai kepala botak, lalu saya lem lagi, lalu saya cari kepala lain
untuk dijambak. Maka saya membuat contoh yang sangat sederhana supaya
lebih mudah untuk dibayangkan.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah
buku ini layak dibaca? Hmmm... entahlah. Tapi gini deh, konon
katanya, untuk menjadi seorang penulis yang baik, salah satu
syaratnya adalah dengan banyak referensi. Nah yang namanya referensi,
bisa didapat dari mana saja. Termasuk, eh, salah, TERUTAMA dari buku
ini. Kita ulangi pertanyaannya. Apakah buku ini layak dibaca?
Entahlah! Tapi apakah buku ini dapat dijadikan referensi dalam proses
belajar menulis? IYA!
No comments:
Post a Comment