And… action!
Judul Buku : CINEUS
Penulis : Evi Sri Rezeki
ISBN : 978-60-7816-56-5
Penerbit : teen@noura
Editor : Dellafirayama
Harga : Rp. 48.500
Tebal : 304
halaman
Demi menang
di Festival Film Remaja, Lena rela melakukan apa saja. Bukan hanya demi misi
mengalahkan mantan pacarnya yang juga ikut berkompetisi, tetapi karena dia pun
harus mempertahankan Klub Film sekolahnya. Soalnya klub kecilnya bersama Dania dan
Dion itu kurang didukung oleh pihak sekolah. Padahal salah satu kreativitas
siswa bikin film, kan!
Untung ada satu orang yang bikin hari-hari Lena jadi lebih seru. Si cowok misterius yang kadang muncul dari balik semak-semak. Apaaa? Eh, dia bukan hantu, lho … tapi dia memang punya tempat persembunyian ajaib, mungkin di sanalah tempat dia membuat web series terkenal favorit Lena. Nah, siapa tahu cowok itu bisa membantu Lena biar menang di festival.
Kisah Lena ini seperti film komedi-romantis yang seru. Jadi, selamat tonton, eh, baca! :)
Untung ada satu orang yang bikin hari-hari Lena jadi lebih seru. Si cowok misterius yang kadang muncul dari balik semak-semak. Apaaa? Eh, dia bukan hantu, lho … tapi dia memang punya tempat persembunyian ajaib, mungkin di sanalah tempat dia membuat web series terkenal favorit Lena. Nah, siapa tahu cowok itu bisa membantu Lena biar menang di festival.
Kisah Lena ini seperti film komedi-romantis yang seru. Jadi, selamat tonton, eh, baca! :)
Yak! Saya sudah selesai membaca buku ini!
Membaca buku ini sebenarnya diawali rasa penasaran.
Karena buku ini menceritakan tentang, salah satunya, perjuangan mempertahankan
sebuah organisasi di sekolah yang ironisnya tidak mendapatkan dukungan. Dan
saya pun pernah mengalami hal itu, memperjuangkan sebuah organisasi, walaupun
tidak sedramatis ini. Inilah yang membuat saya bertahan membaca halaman demi
halaman satu persatu. Sebenarnya ada kawan yang menyarankan untuk membakar buku
tersebut dan menyeduhnya bersama teh manis lalu diminum, katanya biar cepet
menyerap. Tapi saya menolak, emang mau ujian!
Jadi, saya baca satu persatu halaman, dan semakin dibaca, halamannya semakin
bertambah *membayangkan tatapan penulis bukunya, lalu melanjutkan.
Ehem, Ada lena,
Dania, dan Dion. Tiga orang sahabat yang berbagi hasrat yang sama, hasrat
terhadap sebuah film. Mereka mengejar mimpi menjadi movie maker handal dan
terpandang, berawal dari sebuah klub film di sekolahnya. Sayang sekali pihak
sekolah tidak mendukung, dengan alasan klub ini tidak berprestasi, sementara
banyak klub lain yang juga minta dukungan. Dalam hal ini saya setuju sama pihak
sekolah, tapi teuteup menusuk sanubari rasanya.
Tapi ada jalan, sebuah festival film remaja! Kalau
mereka bisa menang disitu, maka dukungan dan pembinaan akan mereka dapatkan.
Makanya mereka bertiga dibantu anggota kub lain, ada balia, Romi, Aya, Zaky. Yang
merupakan adik kelasnya, berusaha membuat film yang keren demi menang festival
tersebut. Ditambah lagi, mantan pacarnya menantang Lena bertarung di acara
tersebut, dengan sebuah… taruhan!
Nah, dari sini cerita mulai bergulir dengan sangat
menarik. Karena memenangkan sebuah festival sebesar itu sangat tidak mudah. Ambisi
besar, tapi SDM kurang, lalu muncullah sang penolong, The Dynamic Duo
Ryan-Rizki, pembuat web series yang menjadi paporit anak klub film. Tapi apakah
kehadiran mereka membantu Lena memenangkan festival semudah itu? Ternyata tidak
juga! Karena kehadiran Ryan dan Rizki ditentang oleh Romi, yang akhirnya
hengkang dari klub film. Belum lagi konflik antara Lena vs Pak Kandar, Lena vs
Adit, Lena vs Dania dan Dion. Semua bercampur jadi satu, dalam sebuah
harmonisasi yang menyenangkan.
Inilah yang bikin seru membaca buku ini, karena sangat
“manusiawi” sekali. Ketika kita berjuang, kita tidak akan selalu menemukan
kemudahan, selalu ada kemudahan. Dan sebaliknya, ketika ada kesulitan, selalu
ada kemudahan. Ritme cerita ini benar-benar enak dibaca, tidak terburu-buru dan
tidak terlalu panjang sampai membosankan. Apalagi cerita ini tidak diawali
dengan manis, begitu mulai langsung dibuka dengan pil pahit. Film buatan Lena
dkk tidak ada yang menonton kecuali seorang anggota klub mading, yang mebuat
review yang sangat buruk!
Apalah artinya sebuah cerita tanpa kisah cinta di
dalamnya? Rasanya akan hambar. Dan untungnya penulis tidak lupa membubuhkan
kisah cinta dalam cerita ini. Racikannya pun bagus, cerita cintanya bikin
gemes, geregetan, ketawa, senyum simpul, pokoknya lucu-lucu pengen nabok gitu deh.
Tapiii sayangnya, karakter utama cerita ini, si cewek
alias Lena dan Rizki, terlalu standar. Si cewek tampak sangat sangat urakan,
ceroboh, nekat, nggak ada anggung-anggunnya, gurung gusuh, kalo kata orang
sunda. Sementara si cowoknya itu kebalikannya. Keren, kalem, santai, cerdas,
bijaksana, dan sebagainya. Belum lagi beberapa hal klise lain.
Dan ada beberapa kejanggalan buat saya. Ada adegan
pemalsuan surat sekolah dan tanda tangan pejabat sekolah, tapi diberi hukuman
ringan (atau malah enggak ya?), buat saya sih itu janggal, karena tindakan
tersebut sudah masuk ranah kriminal.
Terus Romi yang hengkang dari klub film tapi ikut
festival yang menjadi salah satu pemenang. Kok bias? Padahal si Romi ini nggak bisa
bikin film, jangankan bikin film, dikasih tugas aja dianya males-malesan.
Tapiiiinya lagiii, penulisnya cerdik. Selain sekelumit kisah cinta yang hadir di sini, penulis juga menghadirkan bagian yang lain lebih menarik dari kisah cintanya. Kisah perjuangan, pengkhianatan, persahabatan, pengorbanan, darah, keringat, air mata, air hujan, yang tersaji di cerita ini membuat saya sangat menikmati cerita ini. Dan memang saya seperti sedang menonton sebuah film, dibanding membaca sebuah buku, ah, imajinasi saya memang bagus.
Satu lagi keunikannya. Judul babnya menggunakan kata
“Who” di situ. Misalkan “Who’s the creator?”, “Who’s The loser?”, “Who Are
You?”, dan lain-lain.
Cuma kalo bisa sih bagian Eva-Evi cewek cantik
imut-imut dan aktingnya bagus itu dihapus aja, karena agak ganggu, terutama di
bagian imut-imutnya. Huahahahahaha!
Secara keseluruhan, buku ini keren. Empat dari lima
bintang, syarat dan ketentuan berlaku, bila sakit berlanjut hubungi dokter
Terima kasih sudah mengapresiasi novel CineUs. Semoga nanti berkenan mengapresiasi sekuelnya :)
ReplyDelete