Kalau kalian lagi nongkrong di depan rumah,
ada motor yang bawa puluhan paket lewat di depan rumah nggak? Bisa dipastikan 6
dari 10 motor pengatar paket itu adalah kurir dari JNE. Berasa nggak, dua atau
tuga tahun belakangan,kurir JNE ini semakin sering lewat depan rumah? Kenapa
ya?
Mungkin selama dua atau tiga tahun ke
depan, semua aspek kehidupan kita tidak akan terlepas dari pengalaman buruk yang
dialami dunia selama kurun waktu 2020-2022. Tentunya terkait soal pandemi yang
melanda tidak hanya Indonesia, tapi juga dunia. Kejadian yang sangat tidak
diduga dan tidak diharapkan oleh siapapun.
Kenapa begitu? Ya apa boleh buat? Memang pandemi
itu banyak pengaruhnya ke kehidupan kita. Pandemi itu kan identic dengan jarak
dan keramaian, nah kita sebagai manusa harus berinteraksi dengan jarak dengan
di dalam keramaian. Otomatis dengan adanya pandemi, jarak terbatas, keramaian dihilangkan.
Mau jadi apa kita? Makanya nggak heran, banyak yang tertekan dengan kondisi
tersebut tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Misalkan. Pasar dilarang buka, mall
dilarang buka, atau buka dengan durasi waktu terbatas, pengunjung yang terbatas,
jarak yang dibatasi, dan lain sebagainya. kita kan jual-beli di pasar. Pasarnya
tutup, ekonomi menurun. Di mall juga sama seperti itu.
Jangankan pasar, saya juga sangat
terdampak. Saya bekerja sebagai driver ojek online. Kami dilarang boncengan,
tapi orang boleh naik angkot dengan beberapa orang asing, aneh ya? Alhasil,
orderan yang bisa diterima hanya orderan makanan atau pengiriman barang. Memang
orderannya ada, tapi tentunya tidak sebanyak orderan penumpang. Kecuali kalau
penumpangnya dibungkus ke dalam kardus dan diperlakukan sebagai paket. Tapi pertanyaannya,
memang ada orang yang mau dipaketin?
Tapi namanya manusia dan kehidupannya
memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi buruk. Sisi buruk pandemi kita udah tahu,
tapi apa sisi baiknya? Sulit memang melihat sisi baik dari pandemi COVID 19, karena
efeknya memang mengerikan sih. Tapi ternyata ada lho!
Pandemi ternyata mengubah segalanya, termasuk
mengubah pola bisnis. Dari yang awalnya kita harus datang ke sebuah tempat
untuk membeli sesuatu, sekarang kita bisa tinggal di rumah dan memesan barang. Memang
pol aini sudah ada sejak lama. Tapi di tengah situasi pandemic ini pol aitu meningkat
secara massif. Berbagai macam berita soal meningkatnya layanan online ini sudah
tersebar di berbagai media. Karena dengan bisnis yang dilakukan secara online,
para pengusaha UMKM ini mendapatkan pelanggan yang lebih luas lagi, tidak hanya
di dalam kota, tapi bisa juga sampai ke luar kota.
Dan pola bisnis seperti ini masih dilakukan
sampai sekarang, dimana status PPKM sudah dicabut oleh pemerintah. Saya ada
cerita, ini beneran, true story.
Saya dan keluarga pergi ke sebuah mall. Sebuah
kegiatan yang jarang saya lakukan. Bukan karena saya anti sosial atau tidak
nyaman dengan keramaian, bukan. Saya jarang ke mall karena memagn jarang punya
duit, hehehe. Anyway.
Saya ke mall, di mall itu tidak hanya ada
toko baju, tapi juga banyak toko kain. Dan yang menarik adalah, pegawai di
outlet itu, selain berjualan seperti biasa, mereka juga melakukan live di media
sosial. Jadi tidak hanya pengusaha UMKM yang jualan di rumah yang melakukan
live di media sosial, tapi yang punya toko pun melakukan itu. Ini kan sebuah
terobosan yang luar biasa.
Kita bisa beli baju, beli makanan, sampai
layanan laundry secara online. Laundry kita dijemput, lalu diantarkan dalam
keadaan bersih. Yang belum bisa dilakukan adalah cukur online. Karena belum ada
layanan yang bisa menjemput kepala kita lalu kembali dalam keadaan rapi. Karena
kalau kepala kita diambil, gantinya apa? Kepala charger? Kekecilan!
Nah semua pengusaha, baik dari pengusaha
besar sampai UMKM memanfaatkan kegiatan online ini. pertanyaannya sekarang
begini, penjual kan udah ada nih, terus pembelinya juga sudah ada. Nah gimana
caranya supaya barang ini bisa sampai ke pembeli? Dilempar? Tidak mungkin, karena
ini pedagangnya jauh, bukan seperti pacar yang Cuma lima langkah dari rumah, nggak
perlu kirim surat SMS juga nggak usah, kalo ingini bertemu tinggal nongol depan
pintu… oke, stop. Nggak usah diterusin nyanyinya, keenakan.
Kita kembali. Nah, penjual sudah ada,
pembeli sudah ada. Gimana caranya supaya barang itu bisa sampai dari tangan
penjual ke pembeli? Siapa yang mau mengatarkan paketnya, apalagi kalau
pelanggannya ada di luar kota. Siapa yang akan #ConnectingHappines antara mereka?
Ngomong-ngomong soal pengiriman, tentunya
kita akan langsung mengingat ke satu nama, yaitu JNE. Kenapa? Ya kenapa tidak. Karena
gini lho. JNE itu umurnya sudah 32 tahun! Bayangkan 32 tahun seliweran di jalan!
Walaupun ada jasa pengiriman lain, tapi JNE tetap menjadi top of mind kita
kalau menyebutkan apa jasa pengiriman barang terbaik selama #JNE23tahun berdiri
di Indonesia.
JNE sudah siap dan semakin siap membantu
pergerakan ekonomi Indonesia. Apalagi dengan status PPKM yang sudah dicabut, sektor
bisnis mulai menggeliat, maka #JNEBangkitBersama bukan hanya sebuah slogan,
tapi sebuah pergerakan. #JNE32Tahun siap menjadi pendamping para pengusaha UMKM
untuk mewujudkan slogan #JNEBangkitBersama menjadi sebuah kenyataan.
Memang #JNE32Tahun ini bukan tanpa
kekurangan, ada beberapa kekurangan, tapi saya yakin #JNE32Tahun ini akan terus
memperbaiki layanannya menjadi semakin sempurna. Dan mudah-mudahan JNE mendapatkan
inspirasi baik untuk perbaikan atau inovasi ke depannya melalui
#jnecontentcompetition2023 ini.
Jadi gimana siap bangkit bareng #JNEBangkitBersama?
Siap #ConnectingHappines antara kita? Lagi nungguin paket apa nih di rumah?