Tuesday, December 31, 2013

Tentang CINEUS



And… action!


Judul Buku              : CINEUS
Penulis                      : Evi Sri Rezeki
ISBN                          : 978-60-7816-56-5
Penerbit                    : teen@noura
Editor                         : Dellafirayama
Harga                         : Rp. 48.500
Tebal                                     : 304 halaman


Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form
Demi menang di Festival Film Remaja, Lena rela melakukan apa saja. Bukan hanya demi misi mengalahkan mantan pacarnya yang juga ikut berkompetisi, tetapi karena dia pun harus mempertahankan Klub Film sekolahnya. Soalnya klub kecilnya bersama Dania dan Dion itu kurang didukung oleh pihak sekolah. Padahal salah satu kreativitas siswa bikin film, kan!

Untung ada satu orang yang bikin hari-hari Lena jadi lebih seru. Si cowok misterius yang kadang muncul dari balik semak-semak. Apaaa? Eh, dia bukan hantu, lho … tapi dia memang punya tempat persembunyian ajaib, mungkin di sanalah tempat dia membuat web series terkenal favorit Lena. Nah, siapa tahu cowok itu bisa membantu Lena biar menang di festival.

Kisah Lena ini seperti film komedi-romantis yang seru. Jadi, selamat tonton, eh, baca! :)





Yak! Saya sudah selesai membaca buku ini!

Membaca buku ini sebenarnya diawali rasa penasaran. Karena buku ini menceritakan tentang, salah satunya, perjuangan mempertahankan sebuah organisasi di sekolah yang ironisnya tidak mendapatkan dukungan. Dan saya pun pernah mengalami hal itu, memperjuangkan sebuah organisasi, walaupun tidak sedramatis ini. Inilah yang membuat saya bertahan membaca halaman demi halaman satu persatu. Sebenarnya ada kawan yang menyarankan untuk membakar buku tersebut dan menyeduhnya bersama teh manis lalu diminum, katanya biar cepet menyerap. Tapi saya menolak, emang mau ujian!

Jadi, saya baca satu persatu halaman,  dan semakin dibaca, halamannya semakin bertambah *membayangkan tatapan penulis bukunya, lalu melanjutkan.

Ehem,  Ada lena, Dania, dan Dion. Tiga orang sahabat yang berbagi hasrat yang sama, hasrat terhadap sebuah film. Mereka mengejar mimpi menjadi movie maker handal dan terpandang, berawal dari sebuah klub film di sekolahnya. Sayang sekali pihak sekolah tidak mendukung, dengan alasan klub ini tidak berprestasi, sementara banyak klub lain yang juga minta dukungan. Dalam hal ini saya setuju sama pihak sekolah, tapi teuteup menusuk sanubari rasanya.

Tapi ada jalan, sebuah festival film remaja! Kalau mereka bisa menang disitu, maka dukungan dan pembinaan akan mereka dapatkan. Makanya mereka bertiga dibantu anggota kub lain, ada balia, Romi, Aya, Zaky. Yang merupakan adik kelasnya, berusaha membuat film yang keren demi menang festival tersebut. Ditambah lagi, mantan pacarnya menantang Lena bertarung di acara tersebut, dengan sebuah… taruhan!

Nah, dari sini cerita mulai bergulir dengan sangat menarik. Karena memenangkan sebuah festival sebesar itu sangat tidak mudah. Ambisi besar, tapi SDM kurang, lalu muncullah sang penolong, The Dynamic Duo Ryan-Rizki, pembuat web series yang menjadi paporit anak klub film. Tapi apakah kehadiran mereka membantu Lena memenangkan festival semudah itu? Ternyata tidak juga! Karena kehadiran Ryan dan Rizki ditentang oleh Romi, yang akhirnya hengkang dari klub film. Belum lagi konflik antara Lena vs Pak Kandar, Lena vs Adit, Lena vs Dania dan Dion. Semua bercampur jadi satu, dalam sebuah harmonisasi yang menyenangkan.

Inilah yang bikin seru membaca buku ini, karena sangat “manusiawi” sekali. Ketika kita berjuang, kita tidak akan selalu menemukan kemudahan, selalu ada kemudahan. Dan sebaliknya, ketika ada kesulitan, selalu ada kemudahan. Ritme cerita ini benar-benar enak dibaca, tidak terburu-buru dan tidak terlalu panjang sampai membosankan. Apalagi cerita ini tidak diawali dengan manis, begitu mulai langsung dibuka dengan pil pahit. Film buatan Lena dkk tidak ada yang menonton kecuali seorang anggota klub mading, yang mebuat review yang sangat buruk!

Apalah artinya sebuah cerita tanpa kisah cinta di dalamnya? Rasanya akan hambar. Dan untungnya penulis tidak lupa membubuhkan kisah cinta dalam cerita ini. Racikannya pun bagus, cerita cintanya bikin gemes, geregetan, ketawa, senyum simpul, pokoknya lucu-lucu pengen nabok gitu deh.

Tapiii sayangnya, karakter utama cerita ini, si cewek alias Lena dan Rizki, terlalu standar. Si cewek tampak sangat sangat urakan, ceroboh, nekat, nggak ada anggung-anggunnya, gurung gusuh, kalo kata orang sunda. Sementara si cowoknya itu kebalikannya. Keren, kalem, santai, cerdas, bijaksana, dan sebagainya. Belum lagi beberapa hal klise lain.

Dan ada beberapa kejanggalan buat saya. Ada adegan pemalsuan surat sekolah dan tanda tangan pejabat sekolah, tapi diberi hukuman ringan (atau malah enggak ya?), buat saya sih itu janggal, karena tindakan tersebut sudah masuk ranah kriminal.

Terus Romi yang hengkang dari klub film tapi ikut festival yang menjadi salah satu pemenang. Kok bias? Padahal si Romi ini nggak bisa bikin film, jangankan bikin film, dikasih tugas aja dianya males-malesan.

Tapiiiinya lagiii, penulisnya cerdik. Selain sekelumit kisah cinta yang hadir di sini, penulis juga menghadirkan bagian yang lain lebih menarik dari kisah cintanya. Kisah perjuangan, pengkhianatan,  persahabatan, pengorbanan, darah, keringat, air mata, air hujan, yang tersaji di cerita ini membuat saya sangat menikmati cerita ini. Dan memang saya seperti sedang menonton sebuah film, dibanding membaca sebuah buku, ah, imajinasi saya memang bagus.

Satu lagi keunikannya. Judul babnya menggunakan kata “Who” di situ. Misalkan “Who’s the creator?”, “Who’s The loser?”, “Who Are You?”, dan lain-lain.

Cuma kalo bisa sih bagian Eva-Evi cewek cantik imut-imut dan aktingnya bagus itu dihapus aja, karena agak ganggu, terutama di bagian imut-imutnya. Huahahahahaha!

Secara keseluruhan, buku ini keren. Empat dari lima bintang, syarat dan ketentuan berlaku, bila sakit berlanjut hubungi dokter







1 comment:

  1. Terima kasih sudah mengapresiasi novel CineUs. Semoga nanti berkenan mengapresiasi sekuelnya :)

    ReplyDelete